Mencuci pakaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, bila kita melihat ke belakang pada zaman dahulu, terutama sebelum adanya mesin cuci modern, laundry, dll, proses mencuci pakaian dilakukan dengan cara yang jauh lebih sederhana dan dekat dengan alam, yakni di sungai.
Sungai pada zaman dahulu seringkali menjadi sumber air bersih bagi masyarakat setempat. Kualitas air sungai yang baik, jernih, dan bebas dari limbah kimia membuatnya menjadi tempat ideal untuk mencuci pakaian. Masyarakat menghargai keasrian sungai sebagai sumber air bersih yang juga mendukung kehidupan sehari-hari.
Tanpa adanya deterjen modern, masyarakat zaman dahulu menggunakan bahan-bahan alami untuk membersihkan pakaian mereka. Daun, akar, atau tanaman tertentu yang memiliki sifat pembersih digunakan sebagai pengganti deterjen kimia. Hal ini tidak hanya mencerminkan kepedulian terhadap kebersihan, tetapi juga memanfaatkan hasil alam sekitar.
Sungai yang bersih bukan hanya tempat untuk mencuci, tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi. Masyarakat berkumpul di tepi sungai sambil melakukan kegiatan mencuci, saling bertukar cerita, dan mempererat hubungan sosial dalam kegiatan mereka. Tepi sungai menjadi tempat akrab bagi warga setempat.