Menggali metode pendidikan anak pada masa lalu merupakan sebuah perjalanan yang membawa kita ke zaman di mana orang tua seringkali menggunakan pendekatan yang lebih keras, terkadang dengan mengandalkan hukuman fisik seperti kayu, terutama saat anak-anak terlalu asyik bermain hingga lupa waktu.
Dalam konteks sekarang, metode seperti itu tentu saja dianggap sebagai pendekatan yang tidak sesuai atau tidak bisa diterima. Namun, pada masanya, tindakan ini menjadi sesuatu yang umum dilakukan, terutama jika anak dianggap terlalu nakal dan sulit diatur.
Perlu diingat bahwa setiap era memiliki konteks sosial dan budaya yang berbeda. Pendidikan anak pada masa lalu seringkali dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai yang berlaku saat itu. Ketidaksetujuan terhadap metode ini dapat dipahami dengan melihat dari sudut pandang zaman sekarang yang lebih mengedepankan pendekatan yang lebih empatik dan positif.
Pentingnya meresapi perbedaan ini adalah agar kita dapat memahami evolusi pendidikan anak dan menghormati perubahan zaman. Meskipun cara didik yang menggunakan hukuman fisik di masa lalu dianggap tidak sesuai, perlu diakui bahwa orang tua pada waktu itu mungkin merasa bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk menanamkan disiplin pada anak-anak mereka.
Perbandingan antara cara mendidik anak di masa lalu dengan pendekatan sekarang juga memunculkan pertanyaan tentang keefektifan metode yang diterapkan. Apakah metode keras pada masa lalu berhasil menciptakan generasi yang patuh, ataukah pendekatan yang lebih santai dan positif saat ini memberikan hasil yang lebih baik?
Penting bagi kita untuk melihat proses pendidikan anak sebagai evolusi yang terus menerus. Sambil menilai metode-metode lama, kita dapat menggali kebijaksanaan dari pengalaman orang tua sebelumnya, sambil tetap membuka diri terhadap pendekatan baru yang mungkin lebih sesuai dengan nilai-nilai dan tuntutan zaman ini. Seiring berjalannya waktu, masyarakat dapat terus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal anak-anak, tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Bagi anak generasi 90-an tentu sudah tak asing lagi hal seperti ini, kalian sudah pernah belum merasakan sensasi di pukul orang tua?